Indramayu // sinyalbekasi.com — Berbarengan dengan pelaksanaan Istighosah setiap malam Jum'at Kliwon, Pemerintah Desa Mekarsari Kecamatan Tukdana Kabupaten Indramayu memasak bubur Asyura. Salah satu tradisi di Desa Mekarsari setiap tahun bulan Muharram atau tahun baru Islam adalah membuat bubur asyura. Jum'at (12/8/2022).
pembuatannya dilakukan secara berama-ramai dan bergotong royong, tak pernah absen membuat bubur Asyura, bubur asyura yang telah menjadi tradisi di lingkungan Desa Mekarsari.
Kaslam Kuwu Desa Mekarsari Mengkatakan, “pengolahan bubur Asyura dilaksanakan setiap bulan Sura adalah rutin dilakukan di Desa Mekarsari. Walau masih pandemic covid 19 ini, kami tetap membuat bubur Asyura. Nantinya setelah matang, maka bubur-bubur ini akan dibagikan ke warga sekitar.”
Bagi masyarakat Mekarsari khususnya, bulan Muharram menjadi salah satu bulan yang memiliki banyak makna. Bulan Muharram merupakan bulan pertama di tahun di kalender Hijriyah yang bertepatan dengan bulan Suro di kalender Jawa.
“untuk menyambut Tahun Baru Islam adalah bubur suro atau bubur Asyura. Ini merupakan sajikan yang terbuat dari beras, santan, garam, jahe dan batang serai. Rasa bubur ini begitu gurih apalagi saat disajikan dengan serpihan jeruk bali, bulir delima, tujuh jenis kacang, irisan mentimun dan beberapa lembar daun kemangi. “ pungkas Kaslam Kuwu Desa Mekarsari.
Ditempat yang sama Mukromin Lebe Mekarsari memberi penjelasan,“Bubur suro juga dimaknai sebagai simbol untuk memperingati kemenangan Nabi Musa AS atas raja kejam Fir’aun. Beberapa pendapat juga menyebut jika bubur suro sebagai pengingat atas selamatnya Nabi Nuh AS setelah dilanda banjir bandang atau bah selama 40 hari. Ini juga dianggap sebagai peringatan atas kemenangan Nabi Muhammad SAW. dalam perang Badar melawan musuh.”
Bubur suro disajikan sebagai sajian istimewa di Tahun Baru Islam ini juga sebagai wujud rasa syukur masyarakat atas keselamatan, rahmat dan kebahagiaan yang telah diberikan oleh Allah SWT selama ini.
(Agus Karmat).
