Bekasi//sinyalbekasi.com - Ini bahan alami yang bermanfaat mengobati diabetes melitus.
Penyakit diabetes melitus atau yang kerap dikenal sebagai kencing manis bisa menyerang siapa saja tanpa memandang usia dan jenis kelamin.
Memiliki diabetes melitus jangan lantas membuat Anda putus asa. Meski tak bisa disembuhkan, Anda masih bisa mengendalikan gejala diabetes dengan pola makan yang lebih sehat, minum obat penurun gula darah, atau mencoba pengobatan herbal.
Pengobatan alternatif dengan memanfaatkan tanaman obat dan bahan alami lain bisa membantu menurunkan kadar gula yang tinggi. Apa saja jenisnya?
Dilansir dari situs resmi Kompas.com. Diabetes mellitus adalah penyakit menahun yang ditandai oleh kadar glukosa darah yang melebihi nilai normal secara menahun.
Sebutan glukosa darah sering dikenal oleh masyarakat sebagai gula darah.
Diabetes mellitus juga dapat dipahami sebagai penyakit yang muncul akibat tubuh tidak atau kurang dalam memproduksi insulin.
Insulin padahal memiliki tugas memasukkan glukosa ke dalam sel-sel tubuh, terutama hati dan otot.
Penatalaksanaan tanpa obat berupa pengaturan diet dan olahraga bahkan semestinya yang menjadi langkah pertama sebagai cara mengobati diabetes.
Apabila dengan cara alami ini tujuan pengobatam diabetes belum tercapai, baru dapat dikombinasikan dengan langkah farmakologis berupa terapi insulin atau terapi obat hipoglikemik oral, atau kombinasi keduanya.
Berikut ini saran cara mengobati diabetes secara alami untuk tujuan menjaga agar kadar gula darah dalam kisaran normal dan mencegah atau meminimalkan kemungkinan terjadinya komplikasi diabetes:
1. Batasi jumlah kalori
Melansir Buku saku “Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Diabetes Mellitus” yang diterbitkan Kemenkes RI pada 2005, diet yang baik merupakan kunci keberhasilan penatalaksanaan diabetes.
Makanan untuk penderita diabetes yang dianjurkan adalah makanan dengan komposisi seimbang dalam hal karbohidrat, protein, dan lemak, seseuai dengan kecukupan gizi baik, yakni sebagai berikut:
Karbohidrat: 60-70 persen dari asupan kalori harian
Protein: 10-15 persen dari asupan kalori harian
Lemak: 20-25 persen dari asupan kalori harian
Jumlah kalori disesuaikan dengan pertumbuan, status gizi, umur, stress akut, dan kegiatan fisik, yang pada dasarnya ditujuan untuk mencapai dan mempertahankan berat ideal.
Penurunan berat badan telah terbukti dapat dapat mengurangi resistensi insulin dan memperbaiki respons sel-sel β terhadap stimulus glukosa.
Dalam salah satu penelitian dilaporkan bahwa penurunan 5% berat badan dapat mengurangi kadar HbA1c sebanyak 0,6% (HbA1c adalah salah satu parameter status DM), dan setiap kilogram penurunan berat badan dihubungkan dengan 3-4 bulan tambahan waktu harapan hidup.
2. Perhatikan jenis bahan makanan
Selain jumlah kalori, pilihan jenis bahan makanan juga sebaiknya diperhatikan.
Masukan kolesterol tetap diperlukan, tapi jangan sampai melebihi 300 mg per hari.
Sementara, sumber lemak diupayakan yang berasal dari bahan nabati, yang mengandung lebih banyak asam lemak tak jenuh dibandingkan asam lemak jenuh.
Sebagai sumber protein sebaiknya diperoleh dari ikan, ayam (terutama
daging dada), tahu dan tempe, karena tidak banyak mengandung lemak.
3. Pastikan konsumsi serat
Masukan serat sangat penting bagi penderita diabetes, diusahakan paling tidak 25 g per hari.
Serat dibutuhkan untuk membantu menghambat penyerapan lemak.
Selain itu, makanan berserat yang tidak dapat dicerna oleh tubuh juga dapat membantu mengatasi rasa lapar yang kerap dirasakan penderita DM tanpa risiko masukan kalori yang berlebih.
Di samping itu makanan yang mengandung serat seperti sayur dan buah-buahan segar umumnya kaya akan vitamin dan mineral.
4. Pilih olahraga yang tepat
Olah raga secara teratur dapat menurunkan dan menjaga kadar gula darah tetap normal.
Saat ini ada dokter olah raga yang dapat dimintakan nasihat untuk mengatur jenis dan porsi olah raga yang sesuai untuk penderita diabetes.
Prinsipnya, tidak perlu olah raga berat, olah raga ringan asal dilakukan secara teratur akan sangat bagus pengaruhnya bagi kesehatan.
Olahraga yang disarankan adalah yang bersifat CRIPE (Continuous, Rhytmical, Interval, Progressive, Endurance Training). Sedapat mungkin mencapai zona sasaran 75-85 persen denyut nadi maksimal (220-umur), disesuaikan dengan kemampuan dan kondisi penderita.
Beberapa contoh olahraga yang disarankan, antara lain jalan atau lari pagi, bersepeda, berenang, dan lain sebagainya.
Olahraga aerobik ini paling tidak dilakukan selama total 30-40 menit per hari didahului dengan pemanasan 5-10 menit dan diakhiri pendinginan antara 5-10 menit.
Olahraga akan memperbanyak jumlah dan meningkatkan aktivitas reseptor insulin dalam tubuh dan juga meningkatkan penggunaan glukosa.
5. Banyak minum air
Melansir Health Line, minum cukup air dapat membantu penderita diabetes menjaga kadar gula darah dalam batas yang sehat.
Selain mencegah dehidrasi, ada baiknya ginjal membuang kelebihan gula darah melalui urin.
Sebuah studi pengamatan menunjukkan bahwa mereka yang minum lebih banyak air memiliki risiko lebih rendah terkena kadar gula darah tinggi.
Air minum secara teratur menghidrasi ulang darah, menurunkan kadar gula darah dan mengurangi risiko diabetes.
Perlu diingat bahwa air putih dan minuman non-kalori lainnya adalah pilihan yang terbaik.
Minuman yang dimaniskan dengan gula hanya akan meningkatkan glukosa darah, mendorong kenaikan berat badan dan meningkatkan risiko diabetes.
6. Pilih makanan dengan indeks glikemik rendah
Indeks glikemik dikembangkan untuk menilai respons gula darah tubuh terhadap makanan yang mengandung karbohidrat.
Baik jumlah dan jenis karbohidrat menentukan bagaimana makanan mempengaruhi kadar gula darah.
Mengonsumsi makanan dengan indeks glikemik rendah telah terbukti mengurangi kadar gula darah jangka panjang pada penderita diabetes tipe 1 dan tipe 2.
Meskipun indeks glikemik makanan penting, jumlah karbohidrat yang dikonsumsi juga penting.
Makanan dengan indeks glikemik rendah termasuk makanan laut, daging, telur, gandum, barley, kacang-kacangan, lentil, kacang-kacangan, ubi jalar, jagung, ubi jalar, sebagian besar buah-buahan dan sayuran non-tepung.
7. Kontrol stres
Stres dapat memengaruhi kadar gula darah penderita diabetes.
Hormon seperti glukagon dan kortisol disekresi selama stres. Hormon-hormon ini menyebabkan kadar gula darah naik.
Satu studi menunjukkan bahwa olahraga, relaksasi dan meditasi secara signifikan mengurangi stres dan menurunkan kadar gula darah untuk siswa.
Latihan dan metode relaksasi seperti yoga dan pengurangan stres berbasis kesadaran juga dapat memperbaiki masalah sekresi insulin pada diabetes kronis.
(Dwi)