Top ads

Komunitas Mainan Jadul Bekasi Gelar Pertemuan Pengurus Lestarikan Permainan Panggal Betawi

07 September 2022, 01:47 WIB Last Updated 2022-09-07T01:08:36Z
Deskripsi Gambar
Deskripsi Gambar


Bekasi//sinyalbekasi.com
- Ketua Komunitas Mainan Jadul Bekasi (MJB), Suganda Agri menggelar pertemuan dalam rangka menjalin silaturahmi bagi para pengurus sekaligus membahas perkembangan Mainan Jadul Bekasi yakni Panggal Betawi yang akan dilestarikan.


Dalam pertemuan tersebut Komunitas MJB mengundang dari salah satu Dewan lembaga Legislatif yakni, Wakil Ketua DPRD Kab. Bekasi, H. Muhamad Nuh yang selalu memperjuangkan aspirasi masyarakat dari dapil pemilihannya.


Pertemuan tersebut diadakan dilokasi area salah satu rumah Pengurus di Kp. Pekopen, Desa Lambangjaya, Kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Selasa (06-09-2022).


Alasan Komunitas MJB mendatangkan Wakil Rakyat agar dapat memberikan sumbangsih saran serta dukungan Untuk edukasi dalam mengembangkan permainan Panggal ciri khas Budaya Betawi.





Wakil Ketua DPRD Kab. Bekasi dari Fraksi PKS, H. Muhamad Nuh mengatakan setiap permainan pasti dibutuhkan oleh masyarakat terutama untuk keakraban dalam pelatihan kompetisi yang sehat dan pada akhirnya dapat membangun kerjasama yang baik.


Menurut Nuh, Ciri khas permainan Betawi biasanya mudah di jumpai dan mudah juga dimainkan oleh masyarakat di beberapa tempat yang tidak memerlukan lahan yang khusus bagi pemainnya. 


"Oleh karena itu Panggal salah satu permainan Budaya Betawi. Walaupun sekarang terlihat mulai menghilang, namun bisa saja jika dihidupkan kembali oleh kita dengan cara cara yang mudah yang dapat dimainkan di manapun," kata Muhamad Nuh.


Permainan ini, kata Nuh, perlu di support oleh pemerintah daerah, karena dari permainan Panggal akan menumbuhkan masyarakat yang sehat, siap bersaing, bekerjasama dan juga siap dalam berprestasi.


"Sekarang kan kebanyakan masyarakat bermain game saja yang di mainkan, itukan permainan nya hanya duduk duduk saja dan tidak banyak gerak dan juga tidak berkeringat yang nanti hasilnya pun akan menjadi penyakit," ungkapnya.


M Nuh juga berharap Komunitas Mainan Jadul Bekasi (MJB) ini harus dianggap sebagai salah satu yang mensupport Budaya dan juga mensupport Pemerintah Daerah. 


"Yang seharusnya pemerintah pun mendukung dengan upaya kecil ini agar menjadi besar, dan syukur syukur permainan Panggal ini menjadi merakyat di setiap masing masing daerah," ujar Nuh.




Ditempat yang sama, Ketua Komunitas Mainan Jadul Bekasi (MJB), Suganda Agri mengucapkan terimakasih atas kehadiran Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bekasi H. Muhamad Nuh yang sudah berkenan hadir di lokasi pertemuan jalin silaturahmi antar pengurus.


"Saya ucapkan terimakasih kepada bapak H. Muhamad Nuh yang sudah berkenan hadir didalam pertemuan ini," ucapnya singkat.


Suganda Agri membeberkan tujuannya membentuk komunitas MJB untuk memberikan edukasi kepada masyarakat dan juga melestarikan budaya permainan jaman dulu Khas Betawi yakni Panggal yang selama ini sudah hampir punah.


"Permainan ini mengarah bagi kalangan umum anak anak, remaja maupun dewasa semua bisa bermain," jelasnya.


Komunitas Mainan Jadul Bekasi ini telah dibentuk pada tanggal 13 Agustus tahun 2022 yang sudah beranggotakan sebanyak 120 orang dan komunitas ini akan memperkenalkan serta melestarikan kembali permainan - permainan budaya masyarakat Bekasi pada jaman dahulu kala. 


"Saya berharap permainan tradisional dapat timbul lagi dan jangan sampai punah, karena permainan tradisional ini adalah permainan yang positif bagi anak anak remaja dan dewasa,"pungkasnya.


Pelu diketahui, sejak zaman dahulu, masyarakat Betawi, khususnya anak-anak telah akrab dengan permainan tradisional. Salah satunya permainan panggal Betawi atau gasing. 


Permainan ini biasanya terbuat dari kayu hingga plastik. Cukup sederhana dalam memainkan panggal, yakni dengan memanfaatkan tali guna memutar kayu atau plastik gasing.


Panggal telah ada sejak zaman kolonialisme Belanda. Tak hanya ada di Bekasi, panggal juga ada di setiap daerah dengan sebutan yang berbeda-beda. Masyarakat Betawi biasa menyebut gasing, panggal atau tangkalan. Dalam bermain panggal, setiap peserta diadu ketangkasannya agar memutar panggal siapa yang lebih lama.


(Dwi)



Komentar

Tampilkan

Terkini