Top ads

Budi Sutrisno Sopir Ambulans Desa Yang tak Kenal Lelah dan Bekerja Dengan Ikhlas

19 Oktober 2022, 11:40 WIB Last Updated 2022-10-19T04:43:34Z
Deskripsi Gambar
Deskripsi Gambar


Bekasi//sinyalbekasi.com
- Berprofesi sebagai sopir ambulans tentu tidak mudah bagi sebagian orang. Sebuah pekerjaan yang berkutat tidak jauh dengan orang sakit maupun jenazah. 


Raungan sirine, kelap-kelip lampu rotator kemacetan jalan yang kerap dirasakan setiap saat. Di baliknya ada sosok yang tak bisa dianggap sebelah mata yang mungkin bagi sebagian besar orang dianggap menyeramkan, ialah sopir ambulans.


Seperti Budi Sutrisno salah satunya, sudah lebih dari tiga tahun menjadi sopir ambulans Desa Lambangsari plat hitam di Kabupaten Bekasi. Ia mengaku banyak hal yang ia petik saat menjalankan profesinya.


"Pengalaman kita dapatkan selama ada di lapangan, bekerja dengan ikhlas sehingga menjadi enjoy aja enak dijalaninya," kata Budi saat berbincang dengan sinyalbekasi.com di Kantin depan Kantor Desa Lambangsari. Selasa (19-10-2022).



Profesinya sebagai sopir ambulans membuatnya harus siap, sigap, dan penuh kehati-hatian dalam menjalankan tugas. Bertahun-tahun menjalankan profesi sebagai sopir ambulans bukan tanpa risiko.


"Jarak tempuh juga harus diperhatikan, terkadang saya berkecepatan bisa 80 km di saat membawa pasien yang sudah emergency, tapi itu juga kalau jalannya kosong," terangnya.


Baginya, saat menjadi sopir ambulans tak melulu soal mengendarai mobil. Selain membawa pasien yang sakit, ia juga pernah membawa jenazah untuk dibawa ke rumah duka di luar kota.


"Jadi banyak pengalaman yang didapat, pertama tahu jalan-jalan di pelosok-pelosok. Kemudian yang kedua istilahnya ingat sama umur, kita juga bakal seperti itu nantinya," ucap dia.


Budi menuturkan selain menguasai teknik berkendara, kemampuan lain yang dibekali adalah pengetahuan medis yang cukup. Supaya ia juga dapat memberi pertolongan kepada pasien sesuai prosedur yang telah ditetapkan.



Kendati demikian dengan perawatan armada, tanggung jawabnya memastikan ambulans tetap bersih, rapi, dan siap untuk dipakai kembali sewaktu-waktu.


Kewajiban bagi sopir ambulans yang telah menjadi bagian dari kehidupan nya, layaknya manusia yang harus dirawat ketika sakit dan dijaga agar sehat dan siap digunakan kapan saja.


Satu prinsip yang membuat Budi tetap menjalani profesi sebagai sopir ambulans. "Bekerja dengan ikhlas, ibadah kita juga dapat, dari segi finansial juga ada," pungkas Budi seraya tersenyum.


Budi Sutrisno yang biasa disapa mang Dawer oleh rekan driver se-ambulance juga mengatakan dirinya bergabung di Komunitas Hormanihor Emergency Team yang saat ini Budi menjabat sebagai Ketua Bekasi Raya.


"Pusat Hormanihor Emergency Team berada di Bandung Raya," ungkapnya.


HORMANIHOR adalah nama salah satu pesantren yang berada di Parahiyangan Bandung, Arti dari Hormanihor itu sendiri ialah satu penggodokan bagi para driver ambulance yang berkumpul dalam satu wadah.


(Dwi)






Komentar

Tampilkan

Terkini