KENDARI//sinyalbekasi.com – Dewan Pembina Anoa Sultra, Adi Yusuf Tamburaka mengatakan, dalam waktu dekat ini berhembus isu akan adanya Reshuffle Kabinet atau perombakan oleh Presiden Jokowi.
Ia menilai, dalam Kabinet Indonesia Maju milik Jokowi layak memasukkan kader-kader terbaik asal Sulawesi Tenggara (Sultra) dengan berbagai pertimbangan aspek.
Kabinet kerja Pak Jokowi, Kata Yusuf, Saya sebagai putra Sultra bertanya mengapa putra dan putri Sultra tidak pernah terpilih untuk menjadi kabinet Indonesia.
"Sudah 7 presiden dan tujuh kali juga Pak Jokowi datang di Sultra sampai mendapat gelar La Ode, padahal putra putri daerah terbaik ada di pusat,” ungkap Yusuf saat ditemui di Kendari, Jum’at (21/10/22).
Dirinya mengatakan, Di antara putra-putri asal daerah Sultra, sudah ada yang berpengalaman di bidang birokrasi pemerintahan maupun organisasi regional, nasional maupun Internasional.
"Kemampuan memimpin atau mengendalikan organisasi, lembaga atau instansi pemerintah sudah tidak perlu diragukan lagi," ucap Yusuf.
Ia menilai, empat tokoh ini sangat layak masuk dalam Kabinet Indonesia Maju tersebut.
"Dari segi politisi ada Pak Ridwan Bae, ada Pak Hugua mantan Bupati dua periode, ada Pak La Ode Ida mantan Wakil Ketua ombudsman RI, dan ada Pak Laode Muhammad Syarif, S.H., LL.M., Ph.D mantan Wakil Ketua KPK. Ada apa sebenarnya di Sulawesi Tenggara sampai tokoh-tokoh ini tidak dilirik?,” terang Yusuf.
Yusuf menerangkan, Nama-nama itu sudah memiliki kompetensi dan pengalaman yang cukup memadai untuk memimpin lembaga Kementerian.
Sebagai contoh, Kata Yusuf, Hugua yang saat itu menjabat sebagai Bupati Wakatobi, selain berpengalaman di bidang birokrasi pemerintahan, juga banyak aktif sebagai pembicara dalam berbagai kegiatan seminar, baik di tingkat nasional maupun internasional.
Bahkan Hugua berhasil meyakinkan pihak Unesco, badan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) yang menangani pendidikan dan kebudayaan, menjadikan Wakatobi sebagai salah satu cagar biosfir bumi yang ada di Indonesia.
"Unesco mengakui Wakatobi sebagai salah satu cagar biosfer bumi, karena orang yang meyakinkan mereka dapat dipercaya," katanya.
Demikian pula ujarnya, dengan putra-putri daerah Sultra lainnya, seperti Pak Ridwan Bae atau La Ode Ida, sudah cukup berpengalaman di segala bidang dan cukup kapabel untuk menduduki jabatan menteri.
Ia menambahkan, di sisi lain diketahui bersama bahwa penopang ekonomi Indonesia kedua adalah Sultra yang dibuktikan dengan lahirnya PT Virtue Nikel di Sultra stok nikel kurang lebih 1,2 juta bilion dolar di seluruh daratan 7 kabupaten di Sultra.
Kemudian kemarin ditambah lagi dicanangkan aspal Buton stok 600 juta ton, kemudian para menteri datang juga kesini. Sehingga muncul pertanyaannya kenapa dan Apakah tidak ada putra terbaik Sultra yang bisa duduk di Kabinet Indonesia Maju.
"Sulawesi Barat yang baru mekar sudah ada dia punya menteri. Indonesia merdeka selama 77 tahun. Sultra merdeka dari Sulsel 57 tahun umurnya. Sulsel sudah berulang kali jadi menteri, Sulteng, Gorontalo, Sulawesi Utara Sulawesi barat, NTT, Papua, NTB, mengapa kita tidak?,” tegasnya.
Menurut Yusuf, kalau memang tidak bisa diambil dari politisi, dari kalangan profesional ada,
birokrat tulen ada dan kalau tidak bisa jadi menteri minimal jadi wakil menteri untuk keterwakilan Sulawesi Tenggara (Sultra).
"Harapan saya kepada Jokowi sebelum karpet merah dilipat pada tahun 2024, berilah kami kado yang terbaik untuk Sultra, jangan hanya datang berkunjung saja membawa investasi,” harapnya.
"Putra asal kami dari Sultra ini dari 4 suku bangsa yang ada ini mewakili kami di pusat. Berarti Indonesia melihat sepihak kita Jangan hanya pulau Wakatobinya yang dilihat, jangan hanya pulau labengkinya, nikel dan aspalnya yang dilihat lantas orang-orang nya tidak digunakan, Artinya jangan hanya sumber daya alam yang dilihat tapi juga sumber daya manusianya juga,” Pungkas Yusuf.
(Red/)