Top ads

Libatkan Lintas Sektor, PKBI Ajak Stakeholder Cegah dan Tanggulangi HIV/AIDS

22 Oktober 2022, 01:18 WIB Last Updated 2022-10-21T18:41:22Z
Deskripsi Gambar
Deskripsi Gambar


Indramayu//sinyalbekasi.com
- Guna meningkatkan kualitas program pencegahan Human Immunodeficiency Virus (HIV) and Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) dan terjalinnya koordinasi dan kerjasama yang harmonis dengan stakeholder untuk melaksanakan program di Kabupaten Indramayu.


Perkumpulan Kelurga Berencana Indonesia (PKBI) Cabang Indramayu menggelar Stake Holder Meeting terkait pencegahan dan penanggulangan HIV/AID di Kabupaten Indramayu dengan melibatkan lintas sektor, program dan koordinator atau tim lapangan, kegiatan ini berlangsung di Hotel Wiwi Perkasa II Indramayu, Kamis (20/10/2022).


Dikatakan Ketua PKBI Cabang Indramayu Galih Purnama, data HIV/AIDS di Indonesia masih menjadi permasalahan kesehatan masyarakat. Melalui pendekatan jalur cepat (Fast Track) HIV di Jawa Barat pada umumnya dengan target "95%-95%-95%", sehingga untuk eliminasi HIV AIDS pada tahun 2030, dibutuhkan komitmen dari setiap pemangku kepentingan dalam mencapai target tersebut. 


Sementara Data Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, kasus HIV AIDS pertama kali dilaporkan pada tahun 1989. Kumulatif kasus HIV yang dilaporkan hingga Mei 2020 terdapat 46.240 kasus dan 11.462 kasus AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual (PIMS) Triwulan 2 Tahun 2020, kemudian selama Januari hingga Juni 2020 terdapat 136.377 ibu hamil tes HIV hampir 67%, dengan temuan kasus HIV Baru sebanyak 389 ibu hamil hampir 26% dari total temuan kasus tahun ini. 


Dirinya menjelaskan, PKBI Cabang Indramayu pada awal tahun 2022 kembali melanjutkan kerjasama menjadi salah satu Implementing Unit (IU) PKBI Jawa Barat di bawah Sub-Sub Recipient (SSR) PETIK Kuningan. IU PKBI Cabang Indramayu bertanggung jawab untuk melaksanakan sebagian program dan intervensi untuk modul pencegahan.


Menurut Galih, saat ini HIV/AIDS masih menjadi permasalahan kesehatan masyarakat. Hal tersebut terlihat dari hasil pendataan yang dilakukan oleh PKBI Cabang Indramayu selama Januari hingga Juli 2022, dimana tercatat di Kabupaten Indramayu ditemukan 54 kasus.


“Kami mencatat ada kasus baru ditemukan dari tiga populasi kunci, namun baru 45% yang mendapatkan akses Antiretroviral (ARV) (Red: Bagian dari Pengobatan HIV/AIDS untuk mengurangi resiko penularan),” ungkapnya.


Sementara itu Pengelola Program HIV/AIDS Dinkes Kabupaten Indramayu Denny Ratnawati yang juga sekaligus narasumber dalam kegiatan tersebut mengatakan, situasi terkini kasus HIV/AIDS di Kabupaten Indramayu berdasarkan kasus kumulatif dari tahun 1993 hingga Juni 2022 tercatat sebanyak 4849 kasus dan rata-rata terjadi pada usia produktif antara 15 sampai dengan 49 tahun.


Kemudian terkait fasilitas layanan kesehatan (Fasyankes) yang memberikan konseling dan tes HIV terdapat 46 puskesmas, 2 rumah sakit pemerintah dan 1 rumah sakit polri. Sedangkan untuk Fasyankes yang memberikan pengobatan ARV saat ini berada pada 3 rumah sakit tersebut.


“Melihat dari angka kumulatif, memang terlihat cukup tinggi untuk jumlah kasusnya dan itu terjadi pada usia produktif,” katanya.


Dirinya menambahkan, saat ini sudah ada 11 puskesmas yang diberikan pelatihan sebagai Layanan Pendampingan Dukungan Pengobatan (PDP) sehingga pada tahun 2023 puskesmas tersebut dapat memberikan pelayanan pengobatan HIV.


Namun demikian, walaupun Fasyankes yang memberikan pelayanan bertambah, kerjasama berbagai pihak untuk dapat menekan terjadinya kasus baru harus terus dilakukan. Melalui 3 Zero (Zero New HIV Infection, Zero AIDS Relate Death, Zero Discrimination) tahun 2030 yang direalisasikan melalui empat langkah yaitu Suluh, Temukan, Obati, dan Pertahankan (STOP), diharapkan dapat mampu menghentikan laju penyebaran kasus HIV/AIDS di Kabupaten Indramayu.


Dengan adanya pertemuan yang menjelaskan situasi dan kondisi terkini kasus HIV/AIDS di Indramayu, Denny berharap dapat terciptanya gerakan bersama antara lintas sektor dan lintas program dalam mensukseskan rencana strategi program nasional dalam pencapaian untuk mengakhiri epidemic HIV/AIDS di tahun 2030 serta terciptanya kondusifitas dalam pelaksanaan program pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS.


“Semoga dengan kolaborasi berbagai pihak melalui pertemuan ini, kasus HIV/AIDS di Indramayu dapat terus ditekan, karena kesehatan masyarakat merupakan modal untuk mewujudkan Indramayu Bermartabat,” harapnya.

Komentar

Tampilkan

Terkini