Surat Al-Zalzalah ayat 7 dan 8, Baik Buruk Perbuatan Manusia di Balas Adil Oleh Allah SWT

09 Oktober 2022, 22:21 WIB Last Updated 2022-10-09T15:37:23Z
Deskripsi Gambar
Deskripsi Gambar


Bekasi//sinyalbekasi.com - Dalam Islam setiap perbuatan manusia di bumi pasti akan mendapat balasan yang adil dari Allah Subhana wa taala, di dunia maupun juga di akhirat. Sekecil apapun amal yang dikerjakannya entah berupa amalan baik atau amalan buruk.

Beberapa ayat Alquran yang menegaskan tentang ganjaran amalan setimpal itu. Salah satunya adalah surat Al-Zalzalah ayat 7 dan 8 yang berbunyi:


fa may ya'mal miṡqala żarratin khairay yarah, wa may ya'mal miṡqāla żarratin syarray yarah.


Artinya, "Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula"


Ayat ayat di atas dijelaskan. Sesungguhnya Allah SWT merincikan balasan bagi umat manusia yang melakukan setiap perbuatan sekecil apapun. Pada dasarnya manusia diciptakan Allah Subhana wa taala melainkan untuk beribadah kepadanya.


Di dalam Alquran Allah Subhana wa taala berfirman: Wa ma khalaqtul-jinna wal-insa illa liya'budụn


Artinya: "Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku,"


Dikuatkan dengan hadits yang dikutip dari laman quran hadist.com, Imam Bukhari mengatakan, dan telah diceritakan kepada kami Ismail ibnu Abdullah, menceritakan kepadaku Malik, dari Zaid ibnu Aslam, dari Abu Saleh As-Samman, dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:


"Kuda itu bagi tiga macam orang lelaki yaitu bagi seseorang menghasilkan pahala dan bagi seseorang yang lain menjadi penutup dan bagi seorang yang lainnya lagi menghasilkan dosa. 


Adapun orang yang mendapatkan pahala dari kudanya ialah seorang lelaki yang menambatkan kudanya dijalan Allah, lalu kuda itu diikat di padang rumput atau di taman. 

Maka apa yang dimakannya sepanjang tali penambatnya di padang rumput atau taman itu akan menjadi pahala kebaikan bagi pemiliknya. Dan sekiranya kudanya itu memutuskan tali penambatnya, lalu berlari sejauh satu syaraf atau dua syaraf, maka semua jejak dan tahi kotoran yang dikeluarkan menjadi pahala kebaikan bagi pemiliknya. 


Sekiranya kudanya itu melalui sebuah sungai (mata air), lalu minum air darinya, padahal pemiliknya tidak menginginkan kudanya itu minum, maka hal itu akan menjadi pahala juga baginya. 


Dan semua itu akan membawa pahala bagi lelaki yang memilikinya. Dan seorang lelaki yang menambatkan dengan niat untuk mencukupi kebutuhan sendiri dan menjaga kehormatannya (agar tidak minta tumpangan dari orang lain), sedangkan ia tidak melupakan hak Allah yang ada pada leher kuda tersebut dan tidak pula pada punggungnya. 


Maka kuda itu menjadi penutup baginya. Dan seorang lelaki yang menambatkannya karena berbangga diri, pamer, dan ingin terkenal, maka kudanya itu akan membawa dosa baginya. 


Lalu Rasulullah Saw. Ditanya tentang keledai, maka beliau Saw. menjawab bahwa Allah Swt. Tidak menurunkan sesuatu pun mengenainya kecuali hanya ayat yang tegas lagi mencakup ini, yaitu 


Surat (Az-Zalzalah ayat 7-8), Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.


(Dwi)


Komentar

Tampilkan

Terkini